Teori Dasar dan Protokol WiFi

Saturday, February 2, 2013 - Posted by Unknown at 6:26 PM
Di pasaran, telah banyak kita jumpai perangkat (gadget) yang sudah mengusung teknologi wireless. Diantaranya adalah laptop, netbook, komputer tablet, printer, telepon selular (kelas mid end ke atas). Antar perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan tanpa kabel (wireless) karena perangkat-perangkat tersebut telah bersepakat menggunakan bahasa yang sama untuk saling menyapa. Dalam hal ini berarti menggunakan protokol yang sama untuk saling berkomunikasi, sehingga antarperangkat tersebut bisa saling mengerti. Protokol yang dimaksud adalah Wi-Fi.

Teknologi Wi-Fi menggunakan spektrum frekuensi yang tidak berlisensi, artinya kita tidak perlu meminta izin ke pihak berwenang ataupun membayar sejumlah fee untuk menggunakan frekuensi tersebut. Berbeda dengan spektrum frekuensi yang digunakan untuk telepon selular, TV, radio FM, radio AM, dll maka kita harus meminta izin menggunakan frekuensi tersebut dan dikenakaan fee. Di Indonesia, kita bebas menggunakan frekuensi 2,4Ghz untuk peralatan komunikasi kita.

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (Wireless Local Area Network). IEEE menetapkan standar untuk komunikasi Wi-Fi dengan nomor 802.11. 

Daftar keluarga 802.11

  • 802.11 Spesifikasi WLAN pertama, dibuat pada tahun 1997. Kecepatan transfer data maksimal yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps.
  • 802.11a Dibuat pada tahun 1999. Menggunakan frekuensi 5 GHz dan kecepatan transfer data maksimal 54 Mbps.
  • 802.11b Dibuat pada tahun 1999. Menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan kecepatan transfer data maksimal 54 Mbps.
  • 802.11c Merupakan spesifikasi yang dipakai untuk keperluan koneksi bridge. Sekarang 802.11c telah diubah menjadi 802.1.
  • 802.11d Dibuat pada tahun 2001. Spesifikasi ini dipakai untuk pengaturan spektrum sinyal.
  • 802.11e Dukungan QoS (Quality of Service) pada protokol WLAN.
  • 802.11f Dibuat pada tahun 2003. Merupakan standar bagi protokol komunikasi antar-access point.
  • 802.11g Dibuat pada tahun 2003. Menggunakan frekuense 2,4 GHz dan kecepatan transfer data maksimal 54 Mbps.
  • 802.11h Dibuat pada tahun 2003. Merupakan pengembagan 802.11a dan dibuat untuk mengantisipasi persoalan regulasi yagn diterapkan negara-negara di benua Eropa dan Asia Pasifik.
  • 802.11i Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan 802.11 dengan dukungan security.
  • 802.11j Dibuat pada tahun 2004. Pengembangan sinyal 5 GHz dan mendukung regulasi yang diterapkan oleh negara Jepang.
  • 802.11k Masih dalam tahap pengembangan. Merupakan spesifikasi yang digunakan untuk sistem manajemen WLAN.
  • 802.11l Dukungan kemampuan security pada WLAN. Spesifikasi ini akhirnya dibatalkanoleh IEEE, karena dapat menimbulkan kebingungan (sudah didefinisikan pada 802.11i)
  • 802.11m Untuk keperluan pemeliharaan dokumentasi seluruh keluarga 802.11.
  • 802.11n Ditujukan oleh WLAN dengan kecepatan transfer data 108 Mbps. Di pasar dapat dijumpai dengan merk dagang MIMO atau Pre-802.11n.
Adapun untuk WiMax, bukan merupakan keluarga standar 802.11. WiMax menggunakan teknologi yang berbeda dari WiFi. Spektrum frekuensi yang digunakan oleh WiMax juga berlisensi.

Topologi Jaringan Nirkabel

Jika dalam jaringan kabel (wired) kita mengenal ada topologi star, mesh, hub, token ring, dll maka dalam jaringan nirkabel (wireless) kita hanya mengenal 3 topologi, yaitu 
1) Point to Point, 
2) Point to Multipoint, dan 
3) Multipoint to Multipoint.

Point to Point (PtP) merupakan topologi yang paling sederhana. Biasanya topologi ini dugunakan untuk menghubungkan kantor pusat dan kantor cabang yang letaknya berjauhan.

Point to Multipoint (PtMP) merupakan topologi yang banyak digunakan. Dalam topologi ini, terdapat sebuah Access Point (AP) yang diakses oleh banyak client. AP biasanya menggunakan antena tipe omnidirectional yang menyebarkan sinyal ke segala arah. Di banyak perkantoran pemerintah ataupun instansi swasta kita sering menjumpai AP yang digunakan untuk mengakses internet dari perangkat-perangkat yang sudah mendukung Wi-Fi, seperti Laptop, netbook, handphone, PDA, dll. Nah topologi yang digunakan pada kantor tersebut adalah Point to Multipoint.

Multipoint to Multipoint (Mp t Mp) digunakan apabila ada banyak node yang ingin berkomunikasi dengan banyak node. Jika dalam jaringan kabel atau ethernet network kita mengenal ada topologi mesh. Nah dalam jaringan nirkabel topologi mesh identik dengan topologi Multipoint to Multipoint.

Wi-Fi Radio Mode
Perangkat wireles yang berstandar 802.11 (Wi-Fi) dapat kita atur mode nya. Mode-mode tersebut sbb:
Master Mode. Apabila perangkat Wi-Fi kita buat sebagai master, maka perangkat tersebut akan menjadi sebuah AP yang bisa berkomunikasi dengan banyak client. Dengan menjadi Master Mode maka perangkat memiliki nama pengenal, atau yang sering disebut dengan SSID. Pengaturan channel dapat dilakukan pada mode ini.
Managed Mode. Mode ini disebut juga dengan Client Mode. Perangkat dengan mode ini hanya bisa berkomunikasi dengan perangkat yang menggunakan mode Master. Channel pada mode ini akan mengikuti channel Master. Antarperangkat dengan mode ini tidak dapat saling berkomunikasi kecuali harus melewati perangkat dengan mode Master.
Ad-Hoc Mode. Mode ini digunakan dalam topologi mesh. Tidak ada yang bertindak sebagai AP dalam mode ini. Antarperangkat dalam mode ini dapat saling berkomunikasi secara langsung. Channel yang digunakan untuk berkomunikasi antarperangkat harus sama.
Monitor Mode. Perangkat dalam mode ini hanya bisa memonitor (melihat atau mendengar) lalu lintas data dalam jaringan. Biasanya perangkat dengan mode monitor digunakan untuk menganalisis permasalahan pada jaringan nirkabel, mengobservasi spektrum dalam suatu wilayah, dll.